Dakwah



APA ITU INSAN KAMIL
Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Sumber : www.republika.co.id   

Insan kamil atau manusia paripurna dibahas secara khusus oleh para sufi, khususnya Ibnu Arabi dan Abdul Karim Al-Jili. Pengertian insan kamil tidak sesederhana seperti yang selama ini dipahami kalangan ulama, yaitu manusia teladan dengan menunjuk pada figur Nabi Muhammad SAW.
Bagi para sufi, insan kamil adalah lokus penampakan (madzhar) diri Tuhan paling sempurna, meliputi nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Allah SWT memilih manusia sebagai makhluk yang memiliki keunggulan (tafadhul) atau ahsani taqwim (ciptaan paling sempurna) menurut istilah Alquran.
Disebut demikian karena di antara seluruh makhluk Tuhan manusialah yang paling siap menerima nama-nama dan sifat-sifat Tuhan. Makhluk lainnya hanya bisa menampakkan bagian-bagian tertentu. Bandingkan dengan mineral, tumbuh-tumbuhan, binatang, bahkan malaikat tidak mampu mewadahi semua nama dan sifat-Nya.
Itulah sebabnya mengapa manusia oleh Seyyed Hossein Nasr disebut sebagai satu-satunya makhluk teomorfis dan eksistensialis, seperti dijelaskan pada artikel yang lalu. Lagi pula, unsur semua makhluk makrokosmos dan makhluk spiritual tersimpul dalam diri manusia. Ada unsur mineral, tumbuh-tumbuhan, dan binatang sebagai makhluk fisik.
Ada juga unsur spiritualnya yang non-fisik, yakni roh. Tegasnya, manusia sempurna secara kosmik-universal dan sempurna pula pada tingkat lokal-individual. Itu pula sebabnya manusia sering disebut miniatur makhluk makrokosmos (mukhtasar al-‘alam) atau mikrokosmos (al-insan al-kabir).
Keparipurnaan manusia diungkapkan pula dalam ayat dan hadis. Dalam Alquran disebutkan, manusia diciptakan paling sempurna (QS. At-Tin: 4) dan satu-satunya makhluk yang diciptakan dengan “dua tangan” Tuhan (QS. Shad: 75), dan diajari langsung oleh Allah semua nama-nama (QS. Al-Baqarah: 31).

Dalam hadis-hadis tasawuf, banyak dijelaskan keunggulan manusia, seperti, Innallaha khalaqa ‘Adam ‘ala shuratih (Allah menciptakan Adam sesuai dengan bentuk-Nya). Oleh kalangan sufi, ayat dan hadis itu dinilai bukan saja menunjukkan manusia sebagai lokus penjelmaan (tajalli) Tuhan paling sempurna, melainkan juga seolah menjadi nuskhah atau salinan. Menurut istilah Ibnu Arabi disebut as-shurah al-kamilah.
Manusialah satu-satunya makhluk yang mampu mengejawantahkan nama dan sifat Allah baik dalam bentuk keagungan maupun keindahan Allah. Malaikat tidak mungkin mengejawantahkan sifat Allah Yang Maha Pengampun, Maha Pemaaf, dan Maha Penerima Taubat karena malaikat tidak pernah berdosa.
Tuhan tidak bisa disebut Maha Pengampun, Maha Pemaaf, dan Maha Penerima Taubat tanpa ada makhluk dan hambanya yang berdosa, sementara malaikat tidak pernah berdosa. Demikian pula makhluk-makhluk Allah lain yang hanya mampu mengejawantahkan sebagian nama dan sifat Allah. Dari sinilah sesungguhnya manusia disebut insan kamil.
Kesempurnaan lain manusia menurut Ibnu Arabi adalah diri manusia mempunyai perpaduan dua unsur penting, yaitu aspek lahir dan batin.
Aspek lahir baharu (hadis) dan aspek batin yang tidak baharu. Seperti disimpulkan Dr Kautsar Azhari Noer dalam disertasinya, “Aspek lahir manusia adalah makhluk dan aspek batinnya adalah Tuhan.”
Kepaduan dan kesempurnaan manusia inilah yang melahirkan konsep khalifah dan ketundukan alam semesta (taskhir). Atas dasar ini maka dapat dipahami mengapa para malaikat sujud kepada Adam dan alam semesta tunduk kepada anak manusia.
Namun, perlu diketahui, konsep insan kamil menurut Ibnu Arabi maupun Al-Jili menyatakan tidak semua manusia berhak menyandang gelar ini. Manusia yang tidak mencapai tingkat kesejatiannya seperti manusia yang didikte hawa nafsunya sehingga meninggalkan keluhuran dirinya, kata Ibnu Arabi, tidak layak disebut insan kamil.
Hanyalah mereka yang telah menyempurnakan syariat dan makrifatnya benar yang layak disebut insan kamil. Manusia yang tidak mencapai tingkat kesempurnaan lebih tepat disebut binatang menyerupai manusia dan tidak layakmemperoleh tugas kekhalifahan.
Perlu ditegaskan kembali, kesempurnaan manusia bukan terletak pada kekuatan akal dan pikiran (an-nuthq) yang dimilikinya, melainkan pada kesempurnaan dirinya sebagai lokus penjelmaan diri (tajalli) Tuhan. Manusia menjadi khalifah bukan karena kapasitas akal dan pikiran yang dimilikinya.
Alam raya tunduk kepada manusia bukan pula karena kehebatan akal pikirannya, tetapi lebih pada kemampuan manusia mengaktualisasikan dirinya sebagai insan kamil. Kemampuan aktualisasi diri ini bukan kerja akal, melainkan kerja batin, yakni kemampuan intuitif manusia menyingkap tabir yang menutupi dirinya dari Tuhan.
Kekuatan intuitif (kasyf) dan rasa (dzauq) jauh lebih dahsyat daripada akal pikiran. Tidak semua manusia secara otomatis mampu menjadi insan kamil. Ia memerlukan perjuangan dan mungkin perjalanan panjang. Tidak cukup bermodal kecerdasan logika dan intelektual. Yang lebih penting adalah kecerdasan emosional-spiritual.
Modal utama menjadi khalifah di bumi pun tidak cukup dengan kecerdasan logika dan intelektual, tetapi diperlukan juga kualitas insan kamil. Saat alam dikelola manusia yang tidak berkualitas insan kamil, selain menimbulkan ancaman yang dikhawatirkan malaikat, yaitu kerusakan alam dan pertumpahan darah (QS. Al-Baqarah: 30), alam juga belum tentu mau tunduk kepada manusia.
Banyak contoh alam membangkang kepada manusia sebagaimana diperlihatkan di dalam kisah-kisah umat terdahulu di dalam Alquran.
Umat Nuh yang keras kepala (QS. 53: 52) ditimpa bencana banjir (QS. 11: 40). Umat Syu’aib yang korup (QS. 7: 85, 11: 84-85) ditimpa gempa mematikan (QS 11: 94).
Umat Saleh yang hedonistik (QS. 26: 146-149) ditimpa keganasan virus dan gempa bumi (QS. 11: 67-68). Umat Luth yang dilanda penyimpangan seksual (QS. 11: 78-79) ditimpa gempa dahsyat (QS. 11: 82). Penguasa Yaman, Raja Abrahah, yang ambisius ingin mengambil alih Ka’bah dihancurkan oleh burung/virus (QS. 105: 1-5).
Hujan tadinya menjadi sumber air bersih dan pembawa rahmat (QS. 6: 99), tiba-tiba menjadi sumber malapetaka. Banjir memusnahkan areal kehidupan manusia (QS. 2: 59). Gunung-gunung tadinya sebagai patok bumi (QS. 30: 7) tiba-tiba memuntahkan lahar panas dan gas beracun (QS. 77: 10).
Angin yang tadinya berfungsi dalam proses penyerbukan tumbuh-tumbuhan (QS. 18: 45) dan mendistribusikan awan (QS. 2: 164) tiba-tiba tampil ganas meluluhlantakkan segala sesuatu yang dilewatinya (QS. 41: 16). Lautan tadinya jinak melayani mobilitas manusia (QS. 22: 65) tiba-tiba mengamuk dan menggulung apa saja yang dilaluinya (QS. 81: 6).Tadinya, malam membawa kesejukan dan ketenangan (QS. 27: 86) tiba-tiba menampilkan ketakutan yang mencekam dan mematikan (QS. 11: 81). Siang tadinya menjadi hari-hari menjanjikan (QS. 73: 7) seketika berubah menjadi hari-hari menyesakkan dan menyedot energi positif (QS. 46: 35).
Kilat dan guntur sebelumnya menjalankan fungsi positifnya dalam proses nitrifikasi untuk kehidupan makhluk biologis di bumi (QS. 13: 12) tiba-tiba menonjolkan fungsi negatifnya, menetaskan larva-larva (telur hama) betina, yang memusnahkan berbagai tanaman para petani (QS. 13: 12).
Disparitas flora dan fauna tadinya tumbuh seimbang mengikuti hukum-hukum ekosistem (QS. 13: 4) tiba-tiba berkembang menyalahi pertumbuhan deret ukur kebutuhan manusia sehingga kesulitan memenuhi komposisi kebutuhan karbohidrat dan proteinnya secara seimbang (QS. 7: 132).
Manakala manusia kehilangan jati dirinya sebagai insan kamil, pertanda berbagai krisis akan muncul. Sebaliknya, selama masih ditemukan kualitas insan kamil di muka bumi, sepanjang itu kiamat belum akan terjadi.
Abdul Karim Al-Jili. Pengertian insan kamil tidak sesederhana seperti yang selama ini dipahami kalangan ulama, yaitu manusia teladan dengan menunjuk pada figur Nabi Muhammad SAW.
Bagi para sufi, insan kamil adalah lokus penampakan (madzhar) diri Tuhan paling sempurna, meliputi nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Allah SWT memilih manusia sebagai makhluk yang memiliki keunggulan (tafadhul) atau ahsani taqwim (ciptaan paling sempurna) menurut istilah Alquran.
 



SESUNGGUHNYA MANUSIA DICIPTAKAN BERSIFAT KELUH KESAH

            Dalam Q.S. Al-Ma'arij diterangkan bahwa manusia memang telah diciptakan dalam keadaan berkeluh kesah. Ada banyak dampak buruk orang yang suka berkeluh kesah, salah satunya adalah jiwa tidak akan pernah tenang dengan apa yang dia miliki. Lalu bagaimana menghilangkan kebisaan keluh kesah tersebut dijelaskan dalam beberapa ayat selanjutnya: kecuali orang-orang yang langgeng dalam shalatnya (dawaam). Jika seseorang memiliki jiwa yang suka berkeluh kesah maka pasti ada yang salah pada shalat orang tersebut. Dikisahkan pada zaman Ibnu Sirrin, penduduk Madinah  sedang dilanda kekeringan yang hebat sehingga para penduduk Madinah beramai-ramai melakukan shalat istisqa, namun setelah shalat selesai hujan tidak juga turun, hingga para ulama dan syekh sudah pulang, ternayata masih ada seorang tukang sol sepatu yang tetap berdoa, dan akhirnya hujan pun turun. Melihat "kesaktian" tukang sol sepatu ini seseorang pun datang dan bertanya padanya. :Siapa dan dari mana Anda ini? Mengapa do'a Anda dimaqbul?",tanya orang tersebut. Tukang sol tersebut pun menceritakan bahwa ia adalah seorang musafir. Namun ternyata keesokan harinya tukang sol itu sudah menghilang. Begitulah orang yang jiwanya tenang, tidak memiliki hasrat untuk menjadi terkenal ataupun ulama kesohor.

29 Juli 2012-09 Ramadhan 1433 H
Islam Toleran Ala Indonesia
MOH MUALLIFUL ILMI
Siswa MAN Insan Cendekia Serpong
Indonesia telah berdiri sejak 67 tahun yang lalu, tentu telah merasakan asam garam hidup bernegar, kalau dihitung dengan sekala usia bisa dikategorikan tua, pengalamannya banyak, jadi pantas kalau bangsa ini mampu menghadapi berbagai macam problematika kehidupan berbangsa dan bernegara, masalah gesekan-gesekan antar umat beragama tentunya.
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai ras dan suku bangsa, rakyatnya yang merupakan pemeluk dari tujuh agama resmi negara. Meski hidup ditengah-tengah keberagaman ini, rakyat Indonesia tetap bersatu dan saling menghargai. Kita sebagai umat beragama bias hidup tenang, beribadah dengan tenang sesuai dengan keyakinan kita, di mana yang mayoritas mengayoi yang minoritas yang akhirnya tercipta kehidupan saling menghargai (At-Tasamuh) dan saling menghormati satu sama lain.
Yang membedakan Indonesia dengan negara lain adalah pelakuan Indonesia terhadap kaum minoritas dengan menyetarakan kedudukan warga negara dihadapan hukum. Tak seperti negara-negara lain, Myanmar contohnya, kaum muslimin yang merupakan minoritas, mereka ditindas, dihalang-halangi dan dibantai sebagian mengungsi dan sebagian dipenjara. Sungguh ironis teman. Contoh lagi, kaum muslimin di Palestina, mereka harus rela diperangi oleh kaum yahudi Israil yang henti-hentinya melancarkan serangan mematikan kepada mereka, itulah realita yang terjadi di negara-negara lain.
Beberapa waktu lalu kita telah mendengar bahwa negara Indonesia merupakan negara yang Intoleransi, dengan dibomnya gereja-gereja dan dihambatnya pembangunan gereja-gereja. Padahal kalau kita telusuri lebih jauh hukum yang diterapkan di Indonesia tidak ada yang mengucilkan kaum minoritas.
Semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama, gereja berdiri bebas tak ada satupun pihak yang berhak untuk menghalanginy, terus dari sisi mana Indonesia disebut sebagai negara Intoleransi. Heh?(/red).
 
Keutamaan Puasa
Oleh :
MOH MUALLIFUL ILMI
Siswa MAN Insan Cendekia Serpong
 26 Juli 2012-07 Ramadhan 1433H
Tak Terasa waktu telah berjalan, detik demi detik berlalu dengan cepat, kini kita telah memasuki bulan Ramadhan bulan penuh berkah penuh maghfiroh rahmat dari Allah SWT, bulan Puasa merupakan salah satu dari bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Mengapa? Karena dalam bulan itu Allah Senang melihat hamba-hambanya saling berlomba-lomba untuk mendapatkan kebaikan meraih posisi terbaik di samping-Nya, dengan senantiasa beramal dan beribadah siang dan malam.
Yang sangat erat dengan bulan Ramadhan adalah perintah puasa yang hukumnya wajib dan merupakan keharusan seorang muslim, puasa selain dalam rangka untukn memenuhi kewajiban sebagai makhluk, ternyata puasa dapat mendatangkan feedback yang tak terhitung nilainya yang merupakan balasan dari Allah yang tak satupun ada yang tahu kecuali Dia, selain itu puasa dapat mendatangkan kematangan jiwa manusia, di mana dalam bulan puasa secara tidak langsungb seseorang dilatih menjadi seorang yang mampu menahan nafsu, mengendalikan amarah sehingga akan tercipta generasi islam yang matang dan mempunyai leadership yang tinggi.
Feedback yang diberikan oleh Allah SWT sebagai pahala atau balasan dari seseorang yang trelah berpuasa adalah berupa pahala yang sangat tak ternilai jumlahnya, hal itu disampaikan oleh Nabi melalui hadits Qudsinya :
قال الله تعالى الصوم لي وانا اجزى
puasa itu milikku dan akulah yang akan membalasnya”
Di dalam buku tanqihul Qoul disebutkan bahwa kata “ajzi” menunjukkan maknan pahala atau balasan yang sangat besar jumlahnya, dan dapat disimpulkan dari pernyataan Allah tersebut, puasa merupakan ibadah yang dicintai oleh Allah SWT.
Keutamaan puasa yang kedua yaitu di mana puasa dapat mendatangkan pahala terbesar yaitu “liqoillah” melihat wajah Allah SWT, yang termuat dalam hadits nabi berikut :
للصائم فرحتان : فرحة عند افطاره, فرحة عند لقاء الله
diperuntukkan bagi orang berpuasa itu dua kebahagian yaitu : kebahagian disaat mereka berbuka dan kebahagiaan disaat mereka berjumpa dengan Allah (di hari kiamat)”
Hadits ini menguatkan kembali pernyataan Allah bahwa pahala puasa itu terserah Allah SWT, tapi ternyata ada hadits lain yang juga dapat menyegarkan kita para shoimiin, yang berbunyi :
من صام رمضان يوما من رمضان,غفر له ما تقدم من ذنبه وماتأخر,فهذا تم رمضان لايكتب عليه ذنب الى الحو ل الاخر فأن مات قبل رمضان اخر جاء يوم القيامة ليس له ذنب
Barang siapa yang puasa satu hari di bulan ramadhan, maka dosny-dosa sebelum dan sesudahnya nya diampuni oleh Allah SWT, dan apabila berpuasa penuh sebulan Romadhon, maka dosa-dosanya dilebur oleh Allah SWT sampai Ramadhan tahun depan, jika romadhan selanjutnya datang hari kiamat maka tidak dosa baginya
Hadits lain menyebutkan :

 “Orang yang berpuasa ketika mereka berbuka para malaikat mendoakan mereka sampai selesai”
Limpahan Rahmat dan kebahagian bagi orang-orang yang berpuasa sangatlah banyak sampai-sampai para malaikat ikut mendoakan mereka sungguh amalan mulia.
Hadits lain menyebutkan :
 “Tidur orang yang berpuasa adalah ibadah, diam mereka adalah tasbih. Dan amalan mereka di lipat gandakan, dan doanya dikabulkan serta dosanya diampuni”
Sungguh mulia orang yang berpuasa di sisi Allah SWT, sampai-sampai amalan jaiz mereka (tidur) dihukumi sebagai ibadah amalan mereka dinilai oleh Allah berlipat-lipat sebagai bukti sayang Allah kepada mereka.


Keutamaan Sholat Sunnah Rowatib
Serta amalan yang dianjurkan setelah melaksanakan sholat fardhu
MOH MUALLIFUL ILMI
26 Juli 2012-07 Ramadhan 1433H 
Allahlah yang menciptakan kita semua, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk senantian mengingat, medekatkan diri, tunduk dan patuh atas perintah-perintah-Nya dan sudah menjadi hak Allah untuk disembah oleh Makhluk-Nya tapi bukan berarti dengan Allah memerintahkan makhluk-Nya untuk menyembah terus Allah butuh kepada mereka, tidak. Mereka lah yang sebenarnya butuh kepada Allah, tapi Allah akan memberikan kekhususan kepada mereka yang mau senantiasa meluangkan waktu dalam hidupnya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Di dalam kesempatan kali ini akan kami jelaskan apa-apa yang menjadi sunnah rosul, menjadi kegiatan sehari-hari rosul dalam mengisi waktunya di sela-sela antara dua sholat serta keutamaan dari amalan-amalan itu. Amalan-amalan itu di antaranya :

1.       Barang Siapa yang sholat dua rokaat sebelum subuh, empat rokaat sebelum dan sesudah dhuhur serta empat rokaat sebelum ashar, maka ia akan masuk surga (H.R. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai)
2.       Barang siapa yang sholat empat rokaat sebelum sholat Ashar maka ia akan dibebaskan dari api neraka.
3.       Barang siapa yang sholat dua rokaat sesudah sholat maghrib dan tidak disela-selai dengan pembicaraan maka akan ditulis di dalam Illiyyin
4.       Barang Siapa yang sholat empat rokaat sesudah sholat Isya’maka baginya pahala sholat di malam lailatul Qodar di Masjidil Haram
5.       Barang siapa yang sholat dhuha 12 Rokaat dengan keimanan yang mantap, maka allah akan menulis baginya 1 Juta kebaikan dan menghapus 1 juta Keburukan dan diangkat derajtnya 1 Juta derajat serta dibangun untuknya rumah di surga serta diampuni semua dosa-dosanya oleh Allah SWT.
MUHAMMAD SAW
PEMIMPIN DUNIA SEPANJANG MASA
Oleh : MOH MUALLIFUL ILMI
SISWA MAN INSAN CENDEKIA SERPONG
Sosok agung, penuh kenangan, penuh sanjungan, penuh dengan keistimewaan, penuh dengan kasih sayang, penuh dengan sejuta harapan, Muhammad SAW, nabi kita panutan kita hingga akhir zaman, nabi Muhammad SAW mempunyai akhlak yang luhur tak heran beliau digandrungin oleh umatnya, merupakan pribadi yang santun dan penuh kewibawaan.
Di zaman yang sekarang jarang kita temukan sosok yang pantas untuk dijadikan panutan dalam hidup kita. Sosok yang mampu menjawab problematika umat baik itu untuk masalah duniawi maupunn ukhrowi, sosok yang mampu mengayomi dan disayangi semuanya, sosok yang menjadi idola sosok yang dipatuhi. Tapi Nabi Muhammad SAW, beliau menjadi sosok yang dicintai oleh seluruh umat islam diseluruh dunia meskipun beliaun telah wafat 1400 tahun yang lalu. Itu sebagai bukti dari keagungan beliau dan bukti begitu besarnya perjuangan beliau untuk membentangkan Islam di seluruh alam.
Nabi Muhammad SAW merupakan manusia pilihan yang telah dipilih oleh Allah SWT untuk menunaikan sebuah tugas mulia yaitu menyebarkan agama islam yang dimulai dari sebuah daerah terpencil dan terasing dari kehidupan modern saat itu, tapi dibalik semua itu ternyata hal itu menyimpan hikmah yaitu dengan terasingnya itu kota mekkah masih mempunyai budaya yang asli tak terkontaminasi oleh budaya romawi atau Persia saat itu, dan dibalik semua itu ternyata menurut para ahli mekkah adalah pusat atau permukaan bumi sehingga mempunyai daya magnet yang sangat tinggi sehingga tak ayal kalau di Mekkah ditemukan beberapa gunung magnet yaitu Jabal Magnet, Jabal Uhud dll.
Kenapa Nabi Muhammad disebut pemimpin umat sepanjang masa? Ya karena nabi Muhammad mempunyai semua criteria-kriteria yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin di antaranya:
1.       Akhlak yang Mulia
Nabi Muhammad SAW memiliki sebuah pancaran cahaya dari jiwanya yaitu berupa Akhlakul karimah, akhlak yang mulia. hal itu tercermin pada diri beliau dimana beliau mencintai sesame, saling berbagi dan tercermin pula dalam usaha dakwah beliau yang selalu dilaksanakan dengan ramah, lemah lembut, tanpa paksaan, bergaul dengan semuanya tanpa pilih-pilih.
Dalam suatu cerita disebutkan : pernah ada Seorang yahudi buta yang sangat membenci Rasulullah, tapi beliau tak pernah lupa, Beliau selalu menyuapi orang buta itu setiap hari, walaupun dicaci maki dan dihina setiap hari, Beliau terus sabar dan ikhlas, bahkan Nabi pun selalu mengelus punggung orang buta tadi, layaknya kepada seorang anak kecil.
Dalam ad-dziba’ karya Imam Abdurrahman Ad-dziba’I disebutkan bahwa nabi Muhammad SAW memiliki akhklak yang tiada duanya, dalam kiytabnya disebutkan bahwa nabi berakhlak dengan menggunakan Alquran sebagai acuan. Dalam firman Allah di surat Al-Qolam disebutkan bahwa Rosulullah SAW memiliki akhlak yang agung, sehingga beliau dipuji oleh Allah SWT, padahal beliau adalah makhluk-Nya itulah yang menjadikan semakin tinggi derajat beliau di sisi-Nya, ayat tersebut yaitu :
Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.

2.       Kesabaran yang tiada batas
Dalam usaha dakwahnya Nabi Muhammad SAW tentu mendapatkan rintangan dan banyak cobaan yang merupakan ujian dari Allah SWT untuk menguji kekuatan iman seorang hamba. Nabi Muhammad SAW memiliki jurus ampuh untuk mengahadapi setiap permasalahn yang membelit dirinya baik itu berupa rintangan dalam berdakwah maupun itu murni ujian Allah sebagai hamba pribadi, jurus apuh itu adalah sabar. Dalam bersabar Rosululah SAW adalah teladan yang poaling pantas Nabi Muhammad memiliki tingkat kesabaran yang tak terbatas, beliau selalu menhadapi maslaah dengan tenang. Beliau dicaci maki, dihujat, dilempari, mau dibunuh beliau tetap tabah
Nabi Muhammad merupakan salah satu dari Rosul yang mendapat gelar ulul azmi karena tingkat kesabaran  beliau. Bahkan di dalam Buku Adz-dziba’ karya imam Abdurrahman Adz-Dzibai disebutkan bahwa suatu hari ketika Nabi Muhammad dihina beliau malah diam dan tidak menjawab, beliau terus mendoakan kepada mereka yang mengejek agar bertaubat dan menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
3.       Aqidah yang kokoh
Nabi  Muhammad memiliki keyakinan akan apa yang dibawanya dengan keyakinan yang sangat kokoh. Nabi Muhammad SAW bahkan mampu meyakinkan orang lain untuk memeluk agamanya prinsip yang diajarkan oleh beliau adalah prinsip ikhlas beribadah karena Allah SWT semata sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam” (QS. 6:162).
4.       Memahami siapa yang beliau pimpin
Nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang ramah, sopan dan disayangi semuanya Nabi Muhammad merupakan pemimpin yang dekat rakyatnya meluangkan waktunya untuk berdialog dengan para sahabat, mencintai anak yatim menginfakkan hartanya di jalan Allah, mencintai para Ahlus-Suffah bahkan  ketika Nabi Muhammad SAW berpaling dari seorang buta yang ingin meminta petunjuk beliau Allah langsung menegurnya.
Nabi Muhammad SAW menekankan sikap toleransi yang tinggi bahkan nabi Muhammad mampu mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Kaum Anshor. Nabi Muhammad sangat memahami siapa yang beliau pimpijn karena rakyat itu bukan hyanya para kalangan atas tapi juga ada yang berada di kalangan bawah.
Setiap hari Nabi Muhammad SAW mengadakan dialog dengan para sahabatnya di Masjid Nabawi, mendengarkan keluhan, bahkan Nabi Muhammad menanyakan kabar orang-orang kenapa sekarang sholat berjamaah Tsa’labah contohnya, nabi Muhammad bahkan mengikhlaskan dirinya diludai setiap hari, tapi meski diludahi itu Rosulullah SAW malah mencari tahu keberadaanya ketika sepeludah itu jarang muncul Rosulullah pun datang ke rumahnya mencari tahu keberadaanya. Itulah bukti bahwa rosulullah memahami bahwa menjadi seorang pemimpin haruslah menjadi orang yang mampu memahami siapa yang ia pimpin karena tidak semua yang dia pimpin setuju atas apa yang menjadi pendiriannya.
5.       Memberikan solusi dari setiap permasalah.
Rasulullah selalu dapat memberikan solusi jika terdapat konflik atau masalah. Solusinya pun tepat sasaran. Bahkan Beliau dapat menyikapi perbedaan pendapat yang ada dalam pengikutnya dengan win-win solution.
Jika pemimpin sekarang dapat memberikan keteladan, Insya Allah perubahan ke arah yang lebih baik dapat terjadi. Pemimpin itu ibarat sumber mata air di hulu. Bila di hulu airnya telah keruh, maka kebawahnya akan keruh juga. Jika dari sumbernya telah bersih dan jernih, maka ke bawahnya pun Insya Allah akan bersih juga.
Rosulullah SAW menjadi pemimpin yang ditaati oleh umatnya dan disegani oleh lawannya. Rosulullah merupakan pemimpin yang gagah berani serta tak kenal gengsi. Bahkan beliau ikut serta dalam beberapa peperangan, bahkan dalam perang uhud gigi beliau sampai patah dan beliau terperosok ke dalam lobang sampai-sampai beliau dikabarkan meninggal. Itulah dedikasi sesungguhnya seorang pemimpin dan pemegang amanat seharusnya memegang dnegan teguh dan dengan perjuangan yang gigih untuk melaksankan amanat itu. Maka Rosulullahlah cermin yang paling baik bagi semuanya.
Membaca Sholawat Kepada Nabi Muhammad SAW
Allah SWT tuhan semua makhluk di seluruh alam, dzat mempunyai keagungan dan kekuasaan yang tak ada bandingannya, Allah SWT tanpa henti-hentinya untuk membaca sholawat (mendoakan/menyanjung sebagai bukti kemuliaannya) kepada Nabi. Sebagai hamba Allah tentu tak pantas jika kita memungkiri semuanya tentu kita berpikir, Allah saja dzat pemilik alam dan seisinya menmbaca sholawat kepadanya tentu kita sebagai hamba-Nya dan pengikut Rosulullah tentu wajib membaca sholawat kepad beliau.
Selain sholawat merupakan kewajiban, sholawat ternyata mempunyai banyak celah pahala di dalamnya sesuai dengan hadits Nabi : “Barang Siapa yang bersholawat kepada ku 10 kalim maka akan akun akan bersholawat keapdanya 100 kali, barang siapa yang bersholawat kepadaku maka ia akan mendapat syafaatku di hari kiamat.” Jika anda ingin mendapat itu semua maka banyak-banyaklah bersholawat.
Mungkin Itulah salah satu dari banyak kepribadian yang dapat kita teladani dari Rosulullah, pribadi unggul penuh dengan keagungan penuh dengan perjuangan dan dedikasi pada Dinul Islam. Beruntunglah kita yang menjadi umatnya memeluk agama yang menjadi agamanya, menjadi pengikut setianya, menjadi orang yang mendapat syafaat darinya kelak di hari kiamat amiin.(red) 6/02/2012
                                                                 





Keutamaan Ilmu dan Ulama’
Oleh : Moh Mualliful Ilmi
Siswa MAN Insan Cendekia Serpong
Sumber : Kitab Tanqihul Qaul
Rasulullah SAW bersabda :

“Jika engkau (ibnu mas’ud) duduk satu jam saja dalam rangka thalabul ilmi, meski tak kau goreskan penamu dan tak satu huruf pun kau tulis itu lebih baik bagimu dari pada engkau membebaskan 100 budak, dan pandangan matamu kepada seorang alim itu lebih baik bagimu dari pada 1000 kuda yang engakau infakkan untuk kepentingan berperang di jalan Allah serta salammu kepada seorang alim itu lebih baik bagimu dari pada ibadahmu selam seribu tahun”

Telah jelas dari keterangan di atas bahwa ilmu itu sangat memberi manfaat bagi para pencarinya, ilmu mampu memberi barokah dan pahala yang sangat besar serta mendatangkan keselamatan di dunia dan di akhirat, peran ilmu bagaikan lampu templok yang menerangi kegelapan malam yanag gelap gulita.
Seorang pencari ilmu sangatlah merupakan orang yang beruntung, karena ia akan menjadi orang yang sangat di muliakan oleh Allah SWT dan makhluk-Nya, sampai-sampai dalam hadits disebutkan :

فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ

“Kemuliaan seorang alim dibandingkan dengan seorang abid (orang yang beribadah tanpa ilmu) bagaikan lebih bersinarnya cahaya bulan pada malam purnama dengan semua bintang gemintang.”

Seorang alim merupakan orang yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT bahkan disebutkan di dalam hadits yang artinya :

“Muliakanlah Ulama’ karena sesungguhnya mereka sangat mulia dan dimuliakan di sisi Allah SWT.”
Disebutkan lagi dalam hadits lain :

‘Muliakanlah ulama’, barang siapa yang memuliakan ulama’ maka ia telah memuliakanku dan barang siapa yang memuliakanku, maka ia telah memuliakan Allah SWT, barang siapa yang memuliakan Allah maka balasan untuknya adalah surga.”

Itulah uraian singkat tentang keutamaan ilmu, semoga kita semua tergolong orang-orang di atas amin.


ORANG BODOH

Oleh : Pahrurroji M. Bukhori
          Semua orang Islam, pasti menginginkan disebut sebagai golongan Nabi Muhammad SAW. Sebab dengan menjadi kelompok Nabi Muhammad, mereka akan mendapatkan garansi untuk memperoleh syafaat beliau di Hari Kiamat kelak. Bahkan dengan begitu, mereka akan dapat merasakan kenikmatan Surga. Sebuah kenikmatan yang tidak bisa dilihat oleh mata (ma la ‘ainun ra‘at), tidak bisa didengar oleh telinga (wa la udzunun sami’at), dan tidak pernah terbayangkan oleh hati setiap orang (wa la khatara ‘ala qalbi basyarin). Namun ternyata, tetap saja ada di antara umat Nabi SAW. terdapat orang-orang yang enggan masuk surga. Hal ini jelas membuat kita merasa aneh dan heran tidak kepalang. Siapakah mereka itu? Mereka adalah orang-orang yang telah digambarkan oleh Nabi Muhammad sebagai berikut ini.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya, Shahih al-Bukhari bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda, “Semua umatku akan masuk surga, kecuali mereka yang enggan dan tidak mau masuk surga.” Mendengar itu, para sahabat terperangah dan kaget, lantas mereka bertanya, “Siapakah dia, wahai Rasul, orang yang enggan dan tidak mau masuk surga itu?” Rasul menjawab, “Semua orang yang menaatiku, maka dia akan masuk Surga. Adapun orang yang membangkang dan tidak menaatiku, sungguh ia tidak mau masuk surga.”
Tampak jelas nada optimisme pada ucapan Rasulullah SAW tersebut. Bahwa semua umatnya akan masuk surga, eksepsi orang-orang yang dikecualikan. Dan biasanya, pengecualian itu tidak memiliki prosentasi yang besar dari apa yang ada pada umumnya.Lebih jauh lagi, siapakah orang-orang yang dianggap sebagai yang menaati Rasulullah, dan siapa pula yang dianggap sebagai pembangkang kepada beliau itu?
Jelas bahwa mereka yang dianggap sebagai penaat kepada Rasul adalah orang-orang yang menetapi segala perkara yang telah dilakukan oleh Rasul dan para sahabatnya (ma ana ‘alaihi wa ashabi) dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Sedangkan orang-orang yang dianggap sebagai pembangkang kepada beliau adalah mereka-mereka yang membantah dan mengingkari segala perkara yang ditetapkan oleh Rasul dan para sahabatnya.Bukankah di dalam surat al-Baqarah ayat 156 Allah SWT. telah berfirman, “Telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.” Dan pada kesempatan lain juga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW. pun telah bersabda, sebagai berikut, “Sesungguhnya perkara yang halal itu sedemikian terang. Demikian juga perkara yang haram pun terang.”
Selain itu, bisa juga ditambahkan bahwa orang-orang yang enggan masuk surga adalah mereka-mereka yang tidak memahami dengan baik tujuan dari diutusnya Rasulullah SAW. ke dunia ini. Bukankah dalam kesempatan lainnya, Rasul telah bersabda, “Sungguh bahwa misi diutusnya aku ini ke dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak.” Dan pada kali lainnya, beliau bersabda, “Aku diutus ke dunia ini penuh kecenderungan pada yang fitrah dan penuh penghargaan akan orang lain.”
Dengan demikian, bisa digambarkan bahwa orang-orang yang tidak mau masuk surga adalah orang-orang yang lebih memilih kesesatan dalam kehidupannya daripada jalan kebenaran. Ia lebih memprioritaskan perkara-perkara yang haram daripada perkara-perkara yang halal. Dan ia juga mengingkari terlaksananya misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad SAW. ke muka bumi ini. Wallah A’lam bi Shawwab (*)
KARTOSUWIRYO KEBENARAN YANG TERKUBUR

Picture
Berbicara tentang kartosuwiryo (S.M.K) yang nama lengkapnya adalah Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, tidak terlepas dari kegiatan awalnya dalam partai politik paling pertama di Indonesia. yaitu Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII). Sebagai orang kepercayaan HOS.Cokroaminoto yang terkenal itu, dan juga kartosuwiryo pernah menjabat sebagai sekjen partai tersebut pada tahun 1931.

Lalu kemudian beliau Kartosuwiryo duduk dalam pucuk pimpinan partai tersebut sampai pada tahun 1939, pada tahun itu beliau di pecat dari PSII karena perbedaan visi politik dengan beberapa tokoh partai tersebut tentang konsep Jihadnya S.M.Kartosuwiryo sebagaimana diketahui bahwa partai PSII adalah sebuah partai politik yang mempunyai disiplin baja dan bertindak keras terhadap siapapun yang melawan disiplin organisasi. Dalam SI tidak ada tokoh yang besar atau kecil, di mata organisasi semua orang sama derajatnya. Maka tidak usah heran jika tokoh-tokoh seperti Dr.Sukiman, K.H Agus Salim, A.M.Sangaji, Mr.Mohammad Roem, S.M Kartosuwiryo, Abikusno dan terakhir Anwar Cokroaminoto, semuanya mengalami tindakan pemecatan dari Partai Syariat Islam.

          Dan terhadap Muhammadiyah, sebagai sayap moderat Syariat Islam (Karena didirikan oleh K.H.Ahmad Dahlan, salah seorang anggota pucuk pimpinan SI dibawah Cokroaminoto) pun dikenakan disiplin organisasi. Sebabnya, karena Muhammadiyah menerima subsidi (uang) dari pemerintahan kolonial Belanda mulai tahun 1926 disaat orang-orang lain melawan dengan sengitnya. Bukan hanya SI saja yang marah pada Muhammadiyah, tapi juga kaum pergerakan lainnya. Mr.AK.Pringgodigdo, dalam bukunya yang terkenal “Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia”, mengatakan bahwa Muhammadiyah telah berada diluar pagar perjuangan. Penyakit “Mengemis” dan meminta bantuan Pemerintah itu tetap berlanjut sampai akhir ini. Dan hal inilah yang melemahkan semangat juang Muhammadiyah, dan karena itu pula Muhammadiyah mudah mengikuti arus dan mudah didikte kemana arah tujuannya, sekalipun untuk mencoret asas Islam dari Undang-Undang Dasarnya sendiri. Yang oportunis dan menjual diri dengan harga yang murah untuk membela yang bathil.

          Sebagai orang yang konsekuen terhadap sikapnya, beliau Kartosuwiryo rela dipecat dari partainya sendiri, bahkan rela menyongsong maut ditembus peluru dalam memperjuangkan “Darul Islam” yang dicetuskan pada tanggal 07 Agustus 1949 di Jawa Barat. Beliau tertangkap pada tanggal 04 juni 1962, setelah bergerilya 13 tahun lamanya. Kemudian beliau Kartosuwiryo dieksekusi mati pada bulan September 1962. Konon untuk berubah dari tuntutan hukuman mati, kepadanya diminta supaya bersedia mencabut bai’atnya dan membatalkan proklamasi “Darul Islam” yang telah diproklamasikan di Garut olehnya. Akan tetapi tawaran tersebut beliau tolak dan rela syahid ditembus peluru yang berlumuran darah. Itulah dia sikap pejuang yang jantan dan istiqomah, konsekuen dalam membela aqidah dan pendiriannya. Ada pertanyaan masyarakat yang Pro kepada beliau yang belum terjawab sampai kini. mengapa begitu cepat dieksekusi mati? Padahal Dr.Subandrio, tokoh G30S/PKI yang juga telah divonis mati, tetapi belum dilaksanakan juga eksekusinya, malah akhirnya dibebaskan dari penjara oleh pemerintahan Soeharto. mengapa ada ukuran ganda dalam pelaksanaan hukuman? siapakah Soeharto sebenarnya?

          Bandingkanlah keteguhan pendirian Kartosuwiryo ini dengan sikap tokoh Masyumi yang menyerah kalah dalam Pemberontakan PRRI/RPI di Sumatera. Untuk keluar bebas dari tahanan politik, kepada mereka disodorkan surat perjanjian yang berisi antara lain, Berjanji taat kepada Pancasila dan UUD 45. padahal mereka telah tegas menolak Pancasila dan UUD 45 itu dalam sidang konstitusi Bandung pada tahun 1957. Jelas mereka tidak istiqomah, tidak konsekuen serta tidak konsisten dan mati telak dalam konspirasi Kafir yang menyusup kedalam UUD 45. Maka dapat dikatakan mereka tidak lulus dari testing politik, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh Kartosuwiryo, Sebenarnya kalau mereka menolak juga tidak ada resikonya. Saya kira pemerintah menyodorkan surat perjanjian itu hanyalah sekedar “ujian” dan gertak belaka, karena hal itu tidak ada dalam peraturan atau undang-undang yang mewajibkan tahanan politik untuk bebas dari tahanan terlebih dahulu harus menandatangani suatu perjanjian atau membuat sebuah skripsi.

Mendapat Restu Panglima Besar Jendral Sudirman

          Setelah perjanjian Renvile ditandatangani antara Indonesia dan Belanda pada tanggal 17 Januari 1947, maka pasukan Siliwangi harus “hijrah” dari Jawa Barat ke Yogyakarta, sehingga Jawa Barat dikuasai oleh Belanda. Jelas perjanjian itu sangat merugikan Republik Indonesia. Waktu itu Jendral Sudirman menyambut kedatangan pasukan Siliwangi di Stasiun Tugu Yogyakarta. Seorang wartawan Antara yang dipercaya sang Jendral diajak oleh beliau naik mobil sang Panglima TNI tersebut. diatas mobil itulah sang wartawan bertanya kepada Jendral Sudirman: “Apakah siasat ini tidak merugikan kita?” maka pak Sudirman menjawab, “Saya telah menempatkan orang kita (S.M.Kartosuwiryo) disana” seperti apa yang dikatakan oleh wartawan Antara itu kepada penulis.

“Bung Tomo, bapak pahlawan pemberontak Surabaya pada 10 November dan mantan menteri dalam negeri Kabinet Burhanudin Harahap, dalam sebuah buku kecil berjudul “Himbauan” yang ditulis beliau pada tanggal 07 September 1977, mengatakan bahwa pak Kartosuwiryo telah mendapat restu dari Panglima Besar Jendral Sudirman.”

          Dalam keterangan itu, jelaslah bahwa waktu meningalkan Yogyakarta pada tahun 1948 sebelum pergi ke Jawa Barat, beliau Kartosuwiryo pamit dan minta restu kepada Panglima Besar TNI itu dan diberi restu seperti keterangan bung Tomo tersebut. Dikatakan dengan keterangan Jendral Sudirman kepada wartawan Antara diatas tadi, maka orang dapat menduga bahwa yang dimaksud “orang kita” atau orangnya Sudirman itu tidak lain adalah Kartosuwiryo sendiri, sebab tidak ada lagi orang terpercaya Sudirman yang berangkat ke Jawa Barat selain Kartosuwiryo. waktu itu Kartosuwiryo adalah orang penting dalam Kementrian Pertahanan Republik Indonesia yang pernah ditawari menjadi Menteri Muda Pertahanan, tetapi ditolaknya. Jabatan Menteri Muda Pertahanan itu ternyata kemudian diduduki oleh sahabat beliau sendiri “Arudji Kartawinata”. Dapatlah dimengerti kenapa Panglima Besar Sudirman tidak memerintahkan untuk menumpas DI/TII, dan yang menumpasnya adalah Jendral Nasution dan Ibrahim Adji. Alangkah banyaknya orang Islam yang mati terbunuh oleh Nasution dan Ibrahim Adji. Apakah itu bukan dosa? Lalu siapakah sebenarnya Nasution dan Ibrahim Adji?

Berjuang Mewujudkan Cita-Cita

          Setelah memperhatikan kondisi dan situasi serta membaca peta politik, maka Kartosuwiryo mulai berjuang untuk mewujudkan cita-citanya. Dalam manifesto politiknya yang dikeluarkan tidak lama setelah proklamasi (Negara Islam Indonesia) di Garut, lalu dirancang dan diadakannya Konferensi Meja Bundar yang menuju terbentuknya Negara Indonesia Syari’at (NIS). Kartosuwiryo menerangkan, bahwa "Kini telah tiba saatnya untuk menentukan nasib Bangsa Indonesia, Khususnya umat Islam, agar dapat tercapai Mardhotillah. Ini adalah satu-satunya cara (jalan) yang akan melepaskan umat Islam dari segala bentuk penindasan, di dunia dan di akhirat. Musuh Allah, (musuh) agama, dan (musuh) Negara Islam Indonesia haruslah dibinasakan, agar hukum Islam yang sesuai dengan ajaran AlQur’an, sunnah Nabi dapat terwujud secara lengkap di seluruh Indonesia"

Negara Islam Indonesia (NII)


          Darul Islam atau Negara Islam itulah puncak cita-cita Kartosuwiryo yang hendak dicapainya dengan perjuangan yang gagah berani. Sementara itu ada pihak-pihak yang sinis mengatakan bahwa Negara Islam itu tidak ada dalam AlQur’an. Inilah pembicaraan yang tidak bertanggung jawab, karena kurangnya ilmu dan pengertian terhadap kitab suci AlQur’an. yang amat menyedihkan ucapan itu keluar dari kaum muslim intelektual atau sarjana yang pernah belajar di negeri sekuler di luar negeri, walaupun yang mengucapkan anak ulama sendiri, padahal para orang tua mereka dahulu setiap pidato dimana-mana meneriakkan agar terwujudnya Negara Islam, sedangkan anak-anak mereka membatalkan apa yang telah dikatakan dan diperjuangkan oleh orang tuanya, bahwa dalam AlQur’an tidak ada perintah Mendirikan Negara Islam. Apakah dalam UUD’45 ada kata Pancasila? Tidak ada! Kata Pancasila memang jelas tidak ada, tetapi bila orang mau mengerti dan membaca dengan teliti maka jelas makna Pancasila ada dalam Mukaddimah UUD 45. Demikian pula dalam AlQur’an, tidak ada terdapat dan tertulis kata “Darul Islam” atau Negara Islam. Tetapi bila orang mengerti dan mau mendalami pengetahuan Agama Islam terutama tengtang tafsir AlQur’an, maka tidak akan ragu lagi bahwa mereka akan banyak bertemu dengan ayat-ayat AlQur’an yang mengarah dan menuju Negara Islam itu. dapatlah dikatakan bahwa Ayat dalam AlQur’an yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman untuk membentuk masyarakat dan Negara Islam yang sempurna dan Ideal.

Ambilah sebuah ayat dalam AlQur’an , yang artinya berbunyi:
“Masuklah kalian ke dalam Islam secara total menyeluruh, dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah Syetan” (Q.S. Al-Baqarah, 2:208 )
          Maksud total menyeluruh (kaffah) itu adalah dalam seluruh lapangan dan sector kehidupan masyarakat dan Negara, bukan hanya pada Pribadinya saja. Umat Islam harus islami berdasarkan Islam, politik, ekonomi, cultural, pendidikan, kebudayaan, keluarga, lingkungan, dan lain-lain. Seluruhnya harus berdasarkan Islam. Sayangnya ayat ini tidak direnungkan dan diterjemahkan dalam kehidupan bermasyarakat dan perjuangan kaum muslimin. Kaum intelektual kita lebih senang mengeluti dan menghayati kitab-kitab atau buku-buku iptek saja, buku-buku ekonomi atau buku-buku keagamaan yang ditulis oleh kaum orientalis yang anti Islam atau yang menuduh orang-orang yang ingin menerapkan ajaran AlQur’an dan sunnah secara murni, konsekuen dan konsisten sebagai “Fundamentalis dan Ekstrimis”. Dan Alhamdulillah mahasiswa-mahasiswa Islam yang lulusan Universitas atau Perguruan Tinggi Islam tidak ada terdengar yang berlaku sinis terhadap kitab suci AlQuran itu, bahkan mereka ingin berjuang menjadikan AlQur’an sebagai pedoman hidup bagi masyarakat dan Negara, Yang sinis itu pada umumnya orang-orang yang pengetahuan agamanya terlalu minim atau Imannya lemah atau bahkan rusak karena sudah diracuni oleh ajaran-ajaran sekuler yang sesat dan menyesatkan banyak orang. Seperti yang dilakukan oleh kaum nasionalis yang sekuler “kafir” dalam AlQur’an surat AlBaqarah ayat 208 itu “Allah” melarang kita menuruti langkah setan yang menyesatkan kita, jadi menyimpang dari AlQur’an dan Sunnah, menyimpang dari masyarakat dan Negara Islam itu berarti menuruti syetan yang merugikan dan menyesatkan kaum muslimin. dan dalam manifesto politik Kartosuwiryo seperti yang disebutkan diatas tadi, jelaskan bahwa beliau mengajak umat Islam untuk mencapai Mardhotillah, yaitu dengan menegakan hukum Islam yang sesuai dengan AlQur’an dan Sunnah Rosul itulah Cita-cita Kartosuwiryo yang ingin dicapainya dengan perjuangan yang gagah perkasa.

Penutup

          Terus terang penulis ini bukanlah Muslim pengikut ideologi S.M.Kartosuwiryo, tetapi kita semua dapat menghargai pemimpin yang jujur dan ikhlas berjihad memperjuangkan Islam dan cita-citanya sebagaimana halnya Kartosuwiryo. Ia syahid sebelum cita-citanya tercapai, namun dia telah menebus cita-citanya yang mulia itu dengan darah dan jiwanya sendiri. Seperti halnya pemimpin-pemimpin Ikhwanul Muslimin di Mesir yang syahid di atas tiang gantungan musuh-musuhnya yang dzolim, Berbeda dengan Abdul Qadir Audah, seorang hakim dan sarjana hukum di kairo yang divonis mati dan dieksekusi di tiang gantungan, tetapi persatuan pengacara Mesir memprotes dan sepakat menuntut pemerintahannya supaya diadakan sidang pengadilan ulangan untuk mengetahui bagaimana jalannya pengadilan itu supaya diketahui umum. Dan terhadap Kartosuwiryo yang divonis dalam sidang PENGADILAN TERTUTUP, tak seorangpun pengacara Indonesia atau persatuan pengacara yang menuntut ulang bagaimana sidang pengadilan berlangsung. Namun demikian ia tetap dipandang dan dicatat sejarah sebagai seorang Mujahid, Pemimpin yang istiqomah, konsekuen, dan konsisten sampai akhir hayatnya. Catatan ini semata-mata untuk melestarikan cita-cita dan perjuangannya walaupun jasad beliau telah terbaring dipangkuan ibu pertiwi sejak 1962 lalu. Kata orang, “Menulis sebuah biografi berarti menghidupkan tokohnya kembali.” Dan menurut para pengikutnya, “Imam Kartosuwiryo tetap hidup dan belum mati, dia masih hidup dalam hati dan jiwa mereka sebagai pemimpin Islam yang militan dan revolusioner.”

Allah berfirman: “Janganlah kamu berkata tentang orang yang syahid di jalan Allah bahwa mereka itu telah mati. Tidak! Mereka itu tetap hidup, meskipun kamu tidak menyukainya”.
(Q.S. Al-Baqarah :154)
          Jangan terpedaya oleh sejarah yang sudah mengalami distorsi saat ini “Manipulasi atau distorsi sejarah yang memutar balikkan fakta sejarah yang secara mencolok adalah terjadi pada Budi Utomo yang dijadikan tonggak sejarah pergerakan Nasional Indonesia. Padahal bukan budi utomo yang merupakan partai politik pertama, tetapi Syariat Islamlah yang pertama kali bernama “Syariat Dagang Islam“ lahir pada tahun 1905. disamping itu Budi Utomo bukanlah partai rakyat yang menentang penjajah Belanda, tetapi golongan kaum Bangsawan yang menjadi anak mas dan bekerja sama dengan Belanda. Anggota Budi Utomo tidak ada yang masuk penjara, dibuang ke Digul atau yang ditembak mati oleh Belanda, karena semuanya adalah anggota Freemasonry. Tetapi lain lagi dengan derita para tokoh-tokoh Syariat Islam berdesak-desakan masuk penjara yang sempit, ditembak mati atau dibuang ke Digul, Irian Barat. Budi Utomo bukanlah bersifat Nasional, tetapi regional dan anggotanya terbatas pada suku bangsa tertentu saja “Jawa dan Madura” selain itu tidak boleh menjadi anggotanya. Sedangkah tokoh-tokoh Syariat Islam mencakup seluruh suku Bangsa Indonesia, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Kalimantan, atau bisa dikatakan partai yang benar-benar bersifat Nasional. Budi Utomo tidak mengantarkan Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan, akan tetapi Syariat Islamlah yang telah mengatarkan Bangsa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan itu. Budi Utomo sekuler dan anti Islam, oleh karena itu dikutuk oleh kaum muslimin dan bubar pada tahun 1935. Tetapi anehnya malah diperingati sebagai tonggak sejarah Indonesia. Itulah distorsi sejarah yang harus dikoreksi dan diperbaiki oleh para generasi penerus. Jangan mau saja menelan fakta yang sudah diputar balikan, demi kebenaran. Para generasi penerus harus membuka matanya untuk memberantas kepalsuan demi tegaknya keadilah sejarah yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya.”

Dikutip dari buku yang berjudul “Jejak Jihad S.M.Kartosuwiryo” Karya Irfan S.Awwas

--> --> -->

-->